Imperialis sekutu berharap setelah pilpres di RI ada kekacauan
Imperialis Sekutu (AS cs) berharap
stlah pilpres ini di RI ada kekacauan
politik besar yg berujung perang
saudara spt di jaman PKI dulu.
Mereka lg coba brmain api disini lwt
kakitgnnya di pilpres kmrn, 2 kubu yg
punya kekuatan yg hampir berimbang
berusaha diadu domba.
Intinya mreka tdkmau negri ini jd
aman damai sentosa sehingga sadar
akan jatidiri bangsanya yg besar
sehingga bangsa ini akan sulit
dikendalikan mrk utk menguasai
kekayaan SDA negeri Nuhsantara.
Sedikit kami ulas perang saudara yg
prnh trjadi di RI.
Berjuang Melawan Lupa
Menguak Sejarah yg dilupakan
Setelah TNI berhasil menumpas
G30S/ PKI di Jakarta, digelarlah
operasi pembersihan PKI besar2an di
bbrp daerah. Tak tanggung2 TNI
dibawah komando Soeharto
menurunkan pasukan elitnya saat itu
RPKAD (skrg Kopassus) Resimen Para
Komando Angkatan Darat utk
bergerak ke Jawa Tengah. Salah satu
kota sasaran RPKAD adalah Solo yang
saat itu menjadi salah satu basis PKI
trbesar di RI khususnya pulau jawa.
PKI saat itu adalah salasatu partai
terbesar di RI dgn skitar 5 juta org
pengikut.
RPKAD mulai memasuki Solo sekitar
akhir Oktober 1965. Kedatangan
komandan RPKAD Kolonel Sarwo
Edhie Wibowo dan pasukannya
disambut aksi mogok kerja Serikat
Buruh Kereta Api (SBKA) di Stasiun
Solo Balapan.
Mereka hanya duduk-duduk di pinggir
rel Kereta dari Yogyakarta, Semarang,
Madiun dan tujuan lain tertahan di
Solo.
Kolonel Sarwo pun berdialog dengan
para buruh tersebut. Wartawan Senior
Hendro Subroto melukiskan peristiwa
itu dalam buku 'Perjalanan Seorang
Wartawan Perang' yang diterbitkan
Pustaka Sinar Harapan.
Sarwo yang berkaca mata hitam
berteriak. "Siapa yang mau mogok,
berkumpul di sebelah kiri saya."
Hening. Tak ada yang bergerak.
Sarwo berteriak lagi. "Siapa yang
tidak mau mogok supaya berkumpul
di sebelah kanan saya. Saya beri
waktu lima menit!"
Ternyata semua pekerja itu berkumpul
di sebelah kanan Sarwo. Tak ada satu
pun yang berdiri di kiri. "Lho ternyata
tidak ada yang mau mogok. Kalau
begitu jalankan kereta api," kata
Sarwo.
Para pekerja itu bergerak ke pos
masing-masing. Mogok kerja berakhir,
kereta pun berjalan kembali.
Di Jawa Tengah, pasukan ini juga
kerap melakukan show of force.
Mereka konvoi keliling kota dengan
panser dan puluhan truk pasukan
RPKAD. Para prajurit melambai-lambai
kan tangan dengan ramah pada
masyarakat yang semula takut.
Strategi itu berhasil, rakyat
menyambut dgn sukacita, sementara
para pendukung G 30 S/ PKI mulai
ciut.
Selain konvoi, Sarwo juga berorasi di
rapat umum yang dihadiri ribuan
massa. Sarwo mencoba menggerakan
rakyat agar berani melawan PKI.
"Siapa yang bersedia dipotong
lehernya dibayar seribu rupiah?" teriak
Sarwo. Massa terdiam.
"Sepuluh ribu rupiah?" Massa masih
diam.
"Seratus ribu? Sejuta? Sepuluh juta?"
lanjut Sarwo pada massa yang
terdiam.
"Jika dibayar Rp 10 juta saja kalian
tidak mau dipotong lehernya, jangan
berikan leher kalian secara gratis
pada PKI. Kalian lawan PKI ! Jika
kalian takut, ABRI berada di belakang
kalian. Jika kalian merasa tidak
mampu, ABRI bersedia melatih," kata
Sarwo disambut sorak sorai massa.
Rakyat yang awalnya takut pada PKI
karena saat itu adalah partai politik n
organisasi massa yang besar kuat
dan terorganisir akhirnya berani
bangkit dan melawan. Apalagi tidak
sedikit dari keluarga mereka yang jg
ikut menjadi korban pembantaian PKI
jd ingin turut serta untuk membalas
dendam. Rakyat mendpt angin n jd
diatas angin trhdp PKI.
Ucapan Sarwo Edhie benar-benar
dilakukan. RPKAD melatih pemuda-
pemuda maupun aktivis ormas
antikomunis. Rakyat ikut bangkit
melawan PKI.
Merekalah yang kelak menjadi
penjagal terdepan bagi para anggota
PKI, simpatisan, atau siapasaja orang
yang dituding sebagai PKI.
Sejarah kemudian mencatat
pembantaian massal besar2an terjadi
di Jawa Tengah dan sebagian Jawa
Timur serta Bali. Sarwo Edhie
mencatat korban tewas tak kurang
dari 3 juta orang PKI dan
simpatisannya tewas dibunuh oleh
rakyat n TNI di tanah jawa n bali saja
dan ini sengaja ditutupi oleh
pemerintah orba saat itu.
Pemberontakan PKI mmg kejam tp
pembalasan pemerintahan orba
pimpinan Soeharto trhdp org2 PKI n
simpatisannya yg kadang tdktau
menahu jauh lbh kejam lagi.
Peristiwa ini disebut2 sebagai puncak
tragedi kemanusiaan paling kelam n
berdarah di negeri ini dimana rakyat
indonesia saat itu dgn mudahnya
saling bunuh krn dendam akibat
dampak dari ambisi dan agresifitas
PKI yang membabi buta merebut
kekuasaan pusat.
Ini baru kisah kecil diantara kisah2
horor perang saudara yg pernah trjadi
di negri qta pasca G30S/ PKI hmpr 50
thn yl, masa puncak kejahiliahan RI
krn nyawa manusia sdh tdk brharga
lagi, membunuh saudara sndiri
seenak qta mau makan n tidur saja
hnya setitik sentimen perbedaan saja
sdh jd percikan besar utk saling
bunuh dan gilanya dipertontonkan
dimuka umum !!
Saat itu bangsa nuhsantara yg sgt
trkenal luhur lemah lembut sopan n
santun trhdp sesama brubah total spt
binatang buas n liar yg bs menerkam
induk n memakan anaknya sndiri !
dan itu utama trjd di tanah jawa yg
trkenal beradab sketika menjd biadab !
Apa qta mau diadu domba spt ini lagi
sobs ??!
Siapa yg diuntungkan dgn sikon spt
ini jk itu trjd lagi?? Yg jlas bukan
rakyat !! Krn lagi2 rakyat cuma jd
korban tumbal pertarungan
kekuasaan elit politik yg dikendalikan
kekuatan asing.... Sekutu !
Tetaplah AS n sekutunya sbg
pemenang yg menari diatas bangkai
saudara2 qta sebangsa n setanah air
yg jd tumbal imperialisme;
penguasaan kekayaan alam n SDA
nuhsantara
Sejarah hanyalah mesin waktu yg
berputar spt jam n Sejarah bs saja
terulang.....
Waspadalah.
0 komentar:
saya harap anda dapat berkomentar tentang postingan yan telah saya sampaikan terimakasih