KEHED VS ASWAJA (AHLUS SUNNAH WALJAMA'AH)

10:14:00 AM Unknown 1 Comments



Kehed: “Maulid
dan tahlilan itu
haram, dilarang
di dalam
agama.”
ASWAJA : “Yang dilarang itu
bid’ah, bukan Maulid atau
tahlilan, bung!

Kehed : “Maulid dan tahlilan
tidak ada dalilnya.”
ASWAJA : “Makanya jangan cari
dalil sendiri, nggak bakal
ketemu. Tanya dong sama guru,
dan baca kitab ulama, pasti
ketemu dalilnya.”

kehed : “Maulid dan tahlilan
tidak diperintah di dalam
agama.”
ASWAJA : “Mana dalilnya kalau
Maulid dan tahlilan dilarang
dalam Qur'an dan Hadits !!”.

Kehed : “Tidak boleh memuji
Nabi Saw. secara berlebihan.”
aswaja : “Hebat betul anda,
sebab anda tahu batasnya dan
tahu letak berlebihannya.
Padahal, Allah saja tidak pernah
membatasi pujian-Nya kepada
Nabi Saw. dan tidak pernah
melarang pujian yang
berlebihan kepada beliau.”

kehed : “Maulid dan tahlilan
adalah sia-sia, tidak ada
pahalanya.”
ASWAJA : “Sejak kapan anda
berubah sikap seperti Tuhan,
menentukan suatu amalan
berpahala atau tidak, Allah saja
tidak pernah bilang bahwa
Maulid dan tahlilan itu sia-sia.”

kehed : “Kita dilarang
mengkultuskan Nabi Saw.
sampai-sampai
menganggapnya seperti
Tuhan.”
ASWAJA : “Orang Islam paling
bodoh pun tahu, bahwa Nabi
Muhammad Saw. itu Nabi dan
Rasul, bukan Tuhan.”

kehed : “Ziarah ke makam wali
itu haram, khawatir bisa
membuat orang jadi musyrik.”

ASWAJA : “Makanya, jadi orang
jangan khawatiran, hidup jadi
susah, tahu.”

kehed : “Mengirim hadiah
pahala kepada orang meninggal
itu percuma, tidak akan
sampai.”
ASWAJA : “kalo begitu saya
boleh mendoakan yang jelek2
untuk keluarga anda yang
sudah meninggal, toh tidak
sampai kan?”

kehed : “Maulid itu amalan
mubazir. Daripada buat Maulid,
lebih baik biayanya buat
menyantuni anak yatim.”
ASWAJA : “Cuma orang pelit
yang bilang bahwa memberi
makan atau berinfak untuk
pengajian itu mubazir. Sudah
tidak menyumbang, mencela
pula.”

kehed : “Maulid dan tahlilan itu
bid’ah, tidak ada di zaman Nabi
saw.”
ASWAJA : “Terus terang, Muka
anda juga bid’ah, karena tidak
ada di zaman Nabi Saw.”

kehed : “Semua bid’ah (hal baru
yang diada-adakan) itu sesat,
tidak ada bid’ah yang baik/
hasanah.”
ASWAJA : “Saya ucapkan selamat
menjadi orang sesat. Sebab
Nabi Saw. tidak pernah
memakai resleting, kemeja,
motor, atau mobil seperti anda.
Semua itu bid’ah, dan semua
bid’ah itu sesat.”

kehed : “Kasihan, masyarakat
banyak yang tersesat. Mereka
melakukan amalan bid’ah yang
berbau syirik.”
ASWAJA : “Sudah lah, kalau anda
masih bodoh, belajarlah dulu,
sampai anda bisa melihat jelas
kebaikan di dalam amalan
mereka.”

kehed : “Saya menyesal
dilahirkan oleh orang tua yang
banyak melakukan bid’ah.”
aswaja : “Orang tua anda juga
pasti sangat menyesal karena
telah melahirkan anak durhaka
yang sok pintar seperti anda.”

kehed : “Para penceramah di
acara Maulid, bisanya hanya
mencaci maki dan memecah
belah umat.”
ASWAJA : “Sebetulnya, para
penceramah itu hanya mencaci
maki orang seperti anda yang
kerjanya menebar keresahan
dan benih perpecahan di
kalangan umat.”

kehed : “Qunut Shubuh itu
bid’ah, tidak ada dalilnya, haram
hukumnya.”
ASWAJA : “Kasihan, rokok apa
yang anda hisap? Setahu saya,
di dalam iklan, merokok Star
Mild hanya membuat orang
terobsesi menjadi sutradara
atau orator. Sedangkan anda
sudah terobsesi menjadi ulama
besar yang mengalahkan Imam
Syafi’i yang mengamalkan qunut
shubuh. Lebih Brasa, Brasa
Lebih pinter gitu loh!”

1 komentar:

  1. dialog orang2 aneh yang bisa menurunkan citra Islam di mata Masyaraka Indonesia khususnya yang awam seperti saya...

    BalasHapus

saya harap anda dapat berkomentar tentang postingan yan telah saya sampaikan terimakasih