Kesadaran Maha Guru dan Seorang Sufi

7:32:00 PM Unknown 0 Comments



Dikisahkan Syekh Abu Dairy adalah seorang ulama' terkenal, beliau menguasai puluhan kitab bahkan ratusan kitab, santrinya banyak mencapai ribuan, dan beliau dikenal sebagai Maha Guru. Suatu saat Syekh Abu Dairy mengalami kegundahan hati, akhirnya beliau sholat malam untuk minta petunjuk pada Allah bagaimana untuk mengatasi kegundahan hati ini, maka Allah memberi isyaroh lewat mimpi, Syekh Abu Dairy bertemu dengan malaikat dan malaikat itu memberi petunjuk:

"Carilah Adi Sufi, maka kegundahanmu akan hilang saat engkau bertemu dengannya".

Keesokan harinya saat Syekh Abu Dairy bangun, maka dia menyuruh salah seorang santrinya untuk mencari Adi Sufi. Dan santrinya setelah mencari beberapa hari akhirnya dapat informasi tentang Adi Sufi, dia tinggal di rumah yang amat sederhana, dinding2nya dari bambu dan lantainya tanah.

Santri tadi langsung bilan:
“Ada seorang yang namanya Adi Sufi tapi dia itu orang miskin yang kelihatannya bodoh, kenapa Syekh Abu Dairy ingin menemui dia?”
Sang Syekh Abu menjawab:
"Sudahlah, sekarang antarkan aku ke rumah Adi Sufi tersebut".

Setelah menempuh perjalanan maka sampailah Syekh Abu Dairy dan seorang santrinya ke rumah Adi Sufi yang sederhana tersebut.

Syekh Abu Dairy:
"Assalaamu'aikum Yaa Adi Sufi,”
Adi Sufi membukakan pintu dan menjawab:
"Wa'alaikumussalam, silahkan masuk kalian berdua,”
Setelah ketiganya berada di dalam rumah, Adi Sufi menanyakan maksud kedatangan tamunya ini dan bertanya:
"Siapa anda2 ini kok tiba2 datang ke rumahku yang sederhana ini?"
Syekh Abu Dairy menjawab:
"Saya Syekh Abu Dairy dan ini salah satu santri saya, saya datang kemari ingin minta saran kepada anda?"

Adi Sufi menjawab:
“Ooo...anda ‘ulama terkenal itu ya, apakah anda merasa mampu jadi seorang guru?”
Syekh Abu Dairy menjawab: “Ya, saya mampu,”
Adi Sufi berkata: “Kalau sudah merasa mampu buat apa kemari, pulang saja sana...gak ada gunanya kau kemari?”
Santri Syekh Abu Dairy tidak terima gurunya dihina, santri tersebut bilang pada gurunya:
"Syekh lebih baik kita pulang, benar kan perkiraan saya dia hanyalah orang miskin yang bodoh"
Syekh Abu Dairy langsung menatap tajam ke santrinya tersebut dan berkata:
"Diam, kau ini tidak mengerti apa-apa!...”

Akhirnya sang santri diam, dan Syekh Abu Dairy berkata pada Adi Sufi:
"Tolong saya, saya belum mampu menjadi guru, saya tidak mengerti apa-apa"
Dengan pengakuan yang tulus ini akhirnya Adi Sufi tidak jadi mengusir Syekh Abu Dairy dan berkata: "Baguslah kamu sadar...
sekarang saya akan ajukan pertanyaan2 yang mudah, bila bisa menjawab kamu layak jadi guru, bila belum dapat menjawab maka kamu masih perlu belajar lagi"

Adi Sufi:
“Pertanyaan pertama, tahukah engkau cara makan yang benar?”
Syekh Abu Dairy:
“Tahu, pertama baca bismillah, kemudian makan dengan tangan kanan dan berhenti sebelum kenyang”
Adi Sufi:
“Salah...! dasar bodoh..! pertanyaan mudah saja tidak bisa kau jawab, aneh sekali kau bisa menjadi Syekh (guru besar)"

Santri yang tidak tahan gurunya dihina untuk kedua kalinya berkomentar:
“Hai bodoh..! jangan menghina guruku, Beliau itu Maha Guru, kau tidak ada apa-apanya, guru ayo pulang saja, percuma bicara sama orang bodoh!”

Syekh Abu Dairy langsung marah pada santrinya:
“Diam..! ini urusanku dengan Adi Sufi bila kau tidak suka pulang saja sendiri...!”
Maka sang santri ketakutan dan terpaksa diam dengan hati yang mendongkol

Syekh Abu Dairy:
“Ya saya bodoh, tolong pertanyaan lain, insya Allah saya bisa menjawab”

Adi Sufi:
“Pertanyaan kedua, tahukah engkau cara tidur yang benar?”
Syekh Abu Dairy:
“Tahu, sebelum tidur saya berwudlu dulu, kemudian aku berbaring sebagaimana berbaringnya Rosulullah sewaktu tidur dan sebelum kupejamkan mata ku membaca do'a sebelum tidur dan surat al-Ikhlas 7 kali”

Adi Sufi:
“Salah lagi....sekarang coba kau jawab pertanyaan yang ketiga ini yang paling penting karena kau guru agama, bagaimana cara kau mengajarkan agama?”
Syekh Abu Dairy:
“Aku mengajar agama berdasarkan Qur'an dan Hadits, dan setiap hari ku ajar mereka dengan materi baru dan berbeda agar para santriku tidak bosan menerima pelajaranku”
Adi Sufi:
“Salah..... jawaban kamu salah semua.......”
Syekh Abu Dairy:
“Kalau begitu berilah petunjuk diriku yang bodoh ini”

Adi Sufi:
“Baiklah bila kamu telah mengakui kekuranganmu, sebenarnya jawabanmu semua tadi itu benar tapi benar bagi orang2 yang tingkatannya masih kesadaran mata, sedangkan kamu seorang guru harusnya kau lebih tinggi tingkatannya yaitu tingkatan kesadaran akal. Ini aku beri penjelasan untuk soal pertama sampai ke tiga

1. Cara makan yang benar, adalah lihat dulu makanannya halal atau haram, suci apa najis, kalau makan babi walau kau baca bismillah 1000x tetap akan membuatmu berdosa. Setelah jelas2 tahu bahwa makanan itu halal dan suci baru melakukan seperti apa yang kamu jawab tadi.

2. Cara tidur yang benar, yang kamu katakan tadi sebenarnya tidak seluruhnya salah, jawabanmu masih kurang tepat, bagi orang yang berakal tidak cukup hanya dzhohirnya saja yaitu berwudlu dan berdoa, tapi juga hatimu sewaktu belum tidur harus bersih dari dengki juga memaafkan semua kesalahan manusia dan bersih dari rasa cinta dunia, sehingga tidurmu adalah tidur yang diridloi Allah, walau kau berwudlu dan berdoa tapi sebelum tidur di hatimu masih ada rasa dengki atau dendam atau rasa cinta dunia mngalahkan cinta pada Allah maka tidurmu adalah tidur yang dimurka Allah SWT.

3. Cara mengajar yang benar, yang kamu jawab tadi itu bisa dilakukan semua orang, tidak hanya kamu, orang kafir pun yang mempelajari Qur'an dan Hadits dan dia pandai juga bisa mengajar seperti kamu, dan inti mengajar agama adalah harus disertai rasa ikhlas dan hanya mengharap ridho Allah, bukan pujian lebih2 bayaran.....faham kamu sekarang Abu Dairy?”

Syekh Abu Dairy:
“Terima kasih Adi Sufi, sekarang hilang kegundahan hatiku, atas ilmu yang kamu berikan padaku, dan kamu santriku, jangan terlalu mudah menyimpulkan orang hanya dari penampilan, keadaan atau kata katanya yang kelihatan kurang sopan, terkadang dia hanya menguji kamu, sampai di mana akhlak kamu, dan rupanya kamu harus belajar tasawuf sama Adi Sufi sehingga bisa berakhlak dengan benar,dan sekarang minta maaflah pada Adi Sufi”

Santri Syekh Abu Dairy:
“Maafkan kelancangan saya tadi Syekh Adi Sufi, maaf saya tadi salah paham, setelah mendengarkan penjelasan anda, ternyata anda adalah orang 'alim”

Adi Sufi:
“Ya saya maafkan dan tidak apa apa, sikap kamu membela guru kamu itu juga akhlak yang baik, tapi cara kamu tadi yang kurang baik, walau tujuan kamu benar, tapi kalau kamu pakai cara yang salah, sungguh, demi Dzat Yang menguasai langit dan bumi, maka kebenaran tersebut sulit untuk diterima.”

---------------------------

Semoga kita bisa mengambil hikmah dari cerita di atas. Baik mengenai cara menyampaikan sesuatu, menilai orang lain, maupun tentang KESADARAN. Amin

[fb dedi misbah]

0 komentar:

saya harap anda dapat berkomentar tentang postingan yan telah saya sampaikan terimakasih